Zaman logam bermula kira-kira 4000 tahun dahulu. Manusia
telah mula mencipta alat gangsa dan besi . Pada zaman Logam orang sudah
dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat- alat dari batu Orang sudah mengenal teknik melebur
logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan
·
Teknik pembuatan alat logam ada dua macam,
yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat
dan lilin yang disebut a cire perdue.
Periode
ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan
undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.
o
Lokasi
1.
Sungai Tembeling (Pahang),
2.
Gua Harimau (Perak),
3.
Chankat Menteri (Perak)
o Ciri-ciri penempatan
dan masyarakat
1.
Suka hidup secara menetap di satu tempat
2.
Penempatan berdekatan dengan sungai dan ada segelintir
tinggal di gua
3.
Mempunyai adat resam
o
Kegiatan utama
1.
Bercucuk tanam
2.
Menangkap dan menternak binatang
3.
Berburu
4.
Berdagang secara bertukar barang
o Peralatan
Mencipta alat logam daripada gangsa dan bes
o
Kepercayaan
1.
Sudah mempunyai kepercayaan dan pegangan
hidup tertentu
2. Mengamalkan upacara pengebumian menggunakan kepingan batu
Zaman logam ini dibagi atas:
1) Zaman
Perunggu
2) Zaman
Besi
3) Zaman Tembaga (tidak terlalu berkembang di
indonesia)
Zaman Perunggu
Pada
zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina
(pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah
dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini
antara lain :
a.
Kapak
Corong
Kapak
Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Balio,
Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat perkakas.
b.
Nekara
Perunggu (Moko)
Nekara
merupakan gendering besar yang terbuat dari perunggu yang berfungsi untuk
upacara ritual (khususnya untuk memanggil hujan) Nekara terbesar di Indinesia
adalah Nekara “The moon Of Pejeng” yang terdapat di Bali. Sedangkan Moko adalah
nekara yang lebih kecil yang berfungsi sebagai mas kawin. Ditemukan di
Sumatera, Jawa- Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c.
Bejana
perunggu
Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi
Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura, bentuknya seperti periuk tetapi langsing
dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat
indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J.
d.
Arca
perunggu (patung)
Arca perunggu/patung yang berkembang pada
zaman logam memiliki bentuk beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga
yang berbentuk binatang. Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan
dilengkapi cincin pada bagian atasnya.
•
Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca itu
sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan sebagai
liontin/bandul kalung.
•
Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang
(Sumsel) dan Limbangan (Bogor).
Arca Perunggu :
a) Candrasa
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu
Candrasa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/pertukangan tetapi fungsinya
diduga sebagai tanda kebesaran kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini
karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.
b)
Perhiasan
(gelang, anting-anting, kalung dan cincin)
Kebudayaan Perunggu sering disebut
juga sebagi kebudayaan Dongson-Tonkin Cina karena disanalah Pusat
Kebudayaan Perunggu.
Jenis perhiasan dari perunggu yang
ditemukan sangat beragam bentuknya yaitu seperti kalung, gelang tangan dan
kaki, bandul kalung dan cincin.
Di antara bentuk perhiasan tersebut
terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil dari lingkaran
jari anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat tukar (mata
uang).
Daerah penemuan perhiasan perunggu
di Indonesia adalah Bogor, Malang dan Bali.
Zaman Besi
Pada
zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat
yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan
tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat
tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a)
Mata Kapak bertungkai kayu
b)
Mata Pisau
c)
Mata Sabit
d)
Mata Pedang
e)
Cangkul
Alat-alat
tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan
Punung (Jawa Timur). Peninggalan sejarah pada zaman ini sulit ditemui karena
sifatnya yang mudah berkarat.
Zaman Tembaga
Pada
zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar alat-alat
yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar secara luas.
Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Asia
Tenggara,( termasuk Indonesia) tidak mengalami zaman tembaga, sehingga zaman
neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.
Mengenal Zaman Tembaga
3500-1000 Tahun SM. Zaman tembaga berkembang di semenanjung Malaya, Kamboja,
Thailand, dan paling banyak ditemukan di Eropa.
http://amtsalhly.blogspot.com/2013/07/zaman-logam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar