Jumat, 14 Maret 2014

Zaman logam bermula kira-kira 4000 tahun dahulu. Manusia telah mula mencipta alat gangsa dan besi . Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat- alat dari batu Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan
·          Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue.
Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.
Ciri-ciri Zaman Logam ialah:

o   Lokasi
1.    Sungai Tembeling (Pahang),
2.    Gua Harimau (Perak),
3.    Chankat Menteri (Perak)
o   Ciri-ciri penempatan dan masyarakat
1.    Suka hidup secara menetap di satu tempat
2.    Penempatan berdekatan dengan sungai dan ada segelintir tinggal di gua
3.    Mempunyai adat resam
o   Kegiatan utama
1.    Bercucuk tanam
2.    Menangkap dan menternak binatang
3.    Berburu
4.    Berdagang secara bertukar barang
o   Peralatan

Mencipta alat logam daripada gangsa dan bes

o   Kepercayaan
1.    Sudah mempunyai kepercayaan dan pegangan hidup tertentu
2.    Mengamalkan upacara pengebumian menggunakan kepingan batu
Zaman logam ini dibagi atas:
1)    Zaman Perunggu
2)    Zaman Besi
3)     Zaman Tembaga (tidak terlalu berkembang di indonesia)


Zaman Perunggu

Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :

a.    Kapak Corong
mhtml:file://H:\preview.mht!preview_html_18814385.gif https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzcvBXBXLVkUlUZ0HDTFfK0avb88OKZytVtEa0vTiX3Y25nJtfyI_AxRK9gMJ4kVyhogbGBHcp7MvCpGZuc5MBqOoO6fmqWyK60fcATSiRXlLMZQibARCSpF-QqCHoyB2t0NS4hBza-kM/s320/kapak+corong.png
Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat perkakas.
b.    Nekara Perunggu (Moko)
mhtml:file://H:\preview.mht!preview_html_fce7139.gifmhtml:file://H:\preview.mht!preview_html_17361a30.gif 
Nekara merupakan gendering besar yang terbuat dari perunggu yang berfungsi untuk upacara ritual (khususnya untuk memanggil hujan) Nekara terbesar di Indinesia adalah Nekara “The moon Of Pejeng” yang terdapat di Bali. Sedangkan Moko adalah nekara yang lebih kecil yang berfungsi sebagai mas kawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa- Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c.    Bejana perunggu
mhtml:file://H:\preview.mht!preview_html_m58c3f9ff.gifhttp://i.brta.in/images/2013-01/big/9553a248c293466dfa7058554a2ed3a6.jpgmhtml:file://H:\preview.mht!preview_html_5e45c10d.gif
 Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura, bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J.
d.    Arca perunggu (patung)
mhtml:file://H:\preview.mht!preview_html_m1b2ae3d0.gifhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg37k2NLD4h0JOzDiEavs8O0U4K75xgHTLHS1hhhE8n4iLZ0qLBZWMz7PZJ5-SpdWnSfekIQ4KaUfW_FO1RvJlnJERYoO-F1Uc5llbEriPj-obqcAFTVwQROD2zsbCj1xvlgoLHTq9KaXY/s320/Jaman+Pra+Sejarah_clip_image010_0000.jpg
 Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang. Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya.
• Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan sebagai liontin/bandul kalung.
• Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang (Sumsel) dan Limbangan (Bogor).
Arca Perunggu :
a)    Candrasa
mhtml:file://H:\preview.mht!preview_html_9abf7a9.gifhttp://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSWDCcGzML-0WzZ0wB-98eRxydpLQhc6Jdoh_dit18o3u-27JaB
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.
b)    Perhiasan (gelang, anting-anting, kalung dan cincin)
mhtml:file://H:\preview.mht!preview_html_51e76fa3.gifhttp://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTrP3gddqvXCtqBG44ogYk6ycKHVsJ0F39V3aPV59vEvtu0q07a
Kebudayaan Perunggu sering disebut juga sebagi kebudayaan Dongson-Tonkin Cina  karena disanalah Pusat Kebudayaan Perunggu.
Jenis perhiasan dari perunggu yang ditemukan sangat beragam bentuknya yaitu seperti kalung, gelang tangan dan kaki, bandul kalung dan cincin. 
Di antara bentuk perhiasan tersebut terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil dari lingkaran jari anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat tukar (mata uang).
Daerah penemuan perhiasan perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang dan Bali.


Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
 Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a)    Mata Kapak bertungkai kayu
b)    Mata Pisau
c)    Mata Sabit
d)    Mata Pedang
e)    Cangkul
http://cikgucyril.webs.com/IMG_0004.jpg http://joshuajolly.files.wordpress.com/2012/02/gambar-peninggalan-zaman-besi.png
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur). Peninggalan sejarah pada zaman ini sulit ditemui karena sifatnya yang mudah berkarat.
Zaman Tembaga
       
     Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar alat-alat yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar secara luas. Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Asia Tenggara,( termasuk Indonesia) tidak mengalami zaman tembaga, sehingga zaman neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.


      Mengenal Zaman Tembaga 3500-1000 Tahun SM. Zaman tembaga berkembang di semenanjung Malaya, Kamboja, Thailand, dan paling banyak ditemukan di Eropa.

http://amtsalhly.blogspot.com/2013/07/zaman-logam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar